Saturday, February 25, 2012

SUMBER KESOMBONGAN

Sombong---sebagaimana didefinisikan Rasulullah SAW---adalah "melecehkan

orang lain dan menolak kebenaran" (HR Muslim dan Tirmidzi). Bila

penyakit ini telah mewabah dan menjangkit manusia, maka tidak ada lagi

penghormatan dan sopan santun, kebenaran menjadi barang mainan. Lebih

jauh, penyakit ini akan memunculkan sikap kezaliman, kemarahan,

terorisme, permusuhan dan pelanggaran hak.

Ketahuilah bahwa tidak akan bersombong kecuali orang yang menganggap

dirinya besar dan tidak akan menganggap dirinya besar kecuali orang yang

meyakini memiliki sifat kesempurnaan. Di antara sumber kesombongan

adalah sebagai berikut:

Pertama: NASAB KETURUNAN. Orang yang punya nasab keturunan yang tinggi

menganggap hina orang yang tidak memiliki nasab tersebut, sekalipun ia

lebih tinggi ilmu dan amalnya. Kadang sebagian mereka menyombongkan diri

lalu menganggap orang lain sebagai pengikut dan budaknya, sehingga ia

enggan bergaul dan duduk bersama mereka. Rasulullah bersabda "Hendaklah

orang meninggalkan kebanggan terhadap nenek moyang mereka yang telah

menjadi batu bara di neraka."(HR. Abu Daud)

Kedua: HARTA KEKAYAAN. Hal ini biasanya terjadi dikalangan para raja,

pemimpin, para konglomerat, pengusaha, tuan tanah, dan para pejabat

negara serta keluarga mereka. Mereka membanggakan kedudukan dan hartanya

sehingga merendahkan dan melecehkan orang lain. Orang-orang semacam ini

bila tidak bertaubat akan berakhir seperti Qorun yang ditelan bumi

karena kesombongan terhadap hartanya.

Ketiga: ILMU PENGETAHUAN. Demikian cepatnya kesombongan menjangkiti para

ulama (kaum intelektual) sehingga seorang berilmu pengetahuan mudah

merasa tinggi dengan ilmu pengetahuannya. Ia merasa paling mulia

diantara manusia. Ia memandang dirinya lebih tinggi dan lebih mulia

disisi Allah ketimbang yang lainnya. Hal demikian bisa terjadi karena

ilmu yang didapat lebih berorientasi pada duniawi semata, tanpa

dilandasi keikhlasan dan pensucian jiwa dalam menuntutnya. Sebab ilmu

yang didapat dengan ikhlas karena Allah dan hati yang jujur akan

melahirkan sikap tawadhu' dan rasa takut kepada Allah.

Keempat: AMAL dan IBADAH. Orang-orang yang zuhud dan para ahli ibadah

tidak terlepas pula dari nistanya kesombongan, kepongahan dan tindakan

melecehkan orang lain. Dengan amal dan ibadahnya ia merasa yakin akan

selamat, sementara orang lain akan binasa. Sabda Rasulullah SAW

"Cukuplah seseorang dinilai telah berbuat kejahatan bila ia merendahkan

saudaranya sesama muslim" (HR. Muslim)

Kelima: KECANTIKAN/KETAMPANAN. Kecantikan atau ketampanan seseorang bisa

meyebabkan dirinya sombong dengan cara merendahkan dan menyebut-nyebut

keburukan rupa orang lain.

Dengan definisi yang disebutkan oleh Rasulullah SAW itu, tentulah banyak

keburukan yang terdapat di dalam sifat sombong (takabbur), sehingga

wajar jika kemudian kesombongan menjadi penghalang masuk surga,

sebagaimana dalam hadits shahih Baginda Rasul bersabda: " Tidak akan

masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan sebesar dzarrah

". Hal itu disebabkan karena kesombongan menghalangi hamba dari semua

akhlaq yang seharusnya disandang oleh orang mu'min, sedangkan

akhlaq-akhlaq itu adalah pintu surga, dan kesombongan penutup

pintu-pintunya. Sebab, seseorang tidak bisa mencintai kaum mu'minin

sebagaimana ia mencinta diri sendiri bila di dalam hatinya masih ada

kesombongan, begitu juga dengan perbuatan-perbuatan lainnya yang

muaranya adalah karena adanya kesombongan dalam hatinya.

No comments:

Post a Comment